Hari minggu meruakan moment yang
tepat, untuk sejenak melupakan rutinitas yang menjenuhkan. Beberapa bulan yang
lalau saya sering mendengar orang-orang bercerita tentang rumah
jomblo yang ada di Banjar Baru, di sela-sela santai saya kembali mencari tau apa
sih rumah jomblo yang santer di ceritakan orang-orang di sini. maklum saya
belum genap satu tahun berada di pulau yang kaya akan tambang fosil ini, naluri
penasaran saya tidak habis hanya di media sosial saja tetapi juga langsung
mencari tau keberadaan rumah jomblo yang kerap di perbincangkan itu.
Saya di tuntun googel map mulai
dari Banjarmasin menuju Banjarbaru kota yang dulunya di kenal sebagai daerah
perbukitan yang di-diami oleh buruh-buruh penambang batu intan berada di pinggiran
kota martapura pada era tahun-1950 an.
Dari kota Banjarmasin menuju Banjar Baru kurang lebih saya tempuh sejauh 35 Kilometer, melalui Jl A Yani. Sesampai
di Banjar Baru saya menuju bundaran Murjani dan mengabil arah Jl Trikora yang
merupakan jalur menuju kota Plehari, karena letaknya di kompelek perumahan saya
memutuskan untuk bertanya pada orang di sekitar Jl Trikora, ternyata orang-orang
disekitar situ banyak yang tau keberadaan rumah jomblo itu sehingga tidak
begitu sulit untuk kita datangi.
Rumah itu memang terilah sangat
unik, karena berada di gundukan pasir merah yang dulunya merupakan daerah
pertambangan. Rumah ini memiliki bangunan yang sangat sederhana tapi anehnya di
kelilingi perumahan yang cukup elit di kawasan kasatrian. (sejenak saya jadi
berfikir ; ternyata tidak selamanya kesederhanaan itu berada di bawah kalangan
borjuis, seperti halnya rumah jomblo ini...hi....hi...!!!)
Cuaca yang sedikit gerimis ini tidak menghentikan niat
pengunjung yang asik mengabadikan keunikan rumah ini. Tidak sengaja saya
bertemu dengan sekumpulan anak muda yang berasal dari Semarang, solo dan
jakarta yang kebetulan senasib dengan saya mengadu nasib di pulau yang kaya
akan pertambanganya ini.
Perbincangan kami menjadi lebih
menarik, sambil mencari Angle foto
yang paling bagus dan unik. Saya mencoba lontarkan pertanyaan. kenapa mas kok
bisa di kasih nama Rumah Jomblo...?? saya
juga nggak tau mas....wong kami-kami ini juga jomblo..ha....ha...!!! mungkin
karena satu-satunya rumah yang ada di atas sini kali ya....?? obrolan itu jadi
membahas persoalan ke-sederhanaan. Ada perkataan yang cukup menggelitik yang
dilontarkan salah satu anak muda di situ. Udah nggak usah pada galau tu lihat
Rumah Jomblo, meskipun dia jomblo dan berperawakan sederhana hampir setiap hari
di datengin orang terus, ha....ha.....!!!
Waktu semakin sore akhirnya saya
memutuskan untuk segera balik ke banjarmasin, Terjawab sudah rasa penasaran ini.
Masih terkesan celotehan anak muda itu, Ternyata tidak selamanya kesedehanaan
itu menggerus kebahagiaan, tidak selamanya kesederhanaan itu terhindar dari
cinta, dan tidak selamanya kesederhanaan itu jauh dari lingkungan sosial model
apapun.
No comments:
Post a Comment